1.
Saus Tomat
Saus
tomat adalah produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta tomat atau padatan tomat yang diperoleh dari
tomat yang masak, yang diolah dengan bumbu-bumbu, dengan atau tanpa penambahan
bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan (SNI, 2004).
Sedangkan menurut Tarwiyah (2001) saus tomat merupakan produk pangan yang
terbuat dari pasta tomat mengandung air dalam jumlah besar tetapi mempunyai
daya simpan yang panjang karena mengandung asam, gula, garam dan pengawet.
Dalam
kondisi setengah basah, produk saus tomat menjadi lebih mudah rusak. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengemasan agar awet dalam jangka waktu yang
relatif lama serta mempermudah pendistribusiannya. Saus tomat biasanya dikemas
dalam botol-botol dari bahan gelas atau plastik dan ditutup rapat. Dalam
keadaan tertutup rapat, saus tomat dapat terlindung dari segala pengaruh yang
berasal dari luar seperti mikroba penyebab kebusukan (Suprapti, 2000).
Pembuatan saus dilakukan dengan cara
menguapkan sebagian air buahnya sehingga diperoleh kekentalan sari buah yang
diinginkan. Ke dalam pekatan sari buah tersebut ditambahkan berbagai macam
bumbu untuk menyedapkan. Agar saus menjadi lebih kental, sering juga
ditambahkan pati dan bahan pengental lainnya (Dwiyono, 2008)
Syarat
mutu saus tomat menurut SNI 01-3546-2004 adalah sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel
1. Syarat Mutu Saus Tomat
No.
|
Uraian
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1.
|
Keadaan
|
|
|
1.1
|
Bau
|
_
|
Normal
|
1.2
|
Rasa
|
_
|
Normal
khas tomat
|
1.3
|
Warna
|
|
Normal
|
2.
|
Jumlah
padatan terlarut
|
Brix,
20 oC
|
Min.
30
|
3.
|
Keasaman,
dihitung sebagai asam asetat
|
%
b/b
|
Min.
0,8
|
4.
|
Bahan
tambahan makanan
|
|
|
4.1
|
Pengawet
|
|
Sesuai dengan
SNI 01-0222-1995 dan peraturan dibidang makanan yang berlaku
|
4.2
|
Pewarna
tambahan
|
|
Sesuai dengan
SNI 01-0222-1995 dan peraturan dibidang makanan yang berlaku
|
5.
|
Cemaran
logam
|
|
|
5.1
|
Timbal
(Pb)
|
mg/kg
|
Maks. 0,1
|
5.2
|
Tembaga
(Cu)
|
mg/kg
|
Maks. 50,0
|
5.3
|
Seng
(Zn)
|
mg/kg
|
Maks. 40,0
|
5.4
|
Timah
(Sn)
|
mg/kg
|
Maks. 40,0* / 250,0**
|
5.5
|
Raksa
(Hg)
|
mg/kg
|
Maks 0,03
|
6.
|
Arsen
(As)
|
mg/kg
|
Maks. 0,1
|
7.
|
Cemaran
mikroba
|
|
|
7.1
|
Angka
lempeng total
|
Koloni/g
|
Maks. 2 x 102
|
7.2
|
Kapang
dan khamir
|
Koloni/g
|
Maks. 50
|
*Dikemas di dalam botol
**Dikemas
di dalam kaleng
|
Sumber: SNI 01-3546-2004
Air
yang terkandung dalam saus tomat lebih kecil daripada saus sambal yaitu sekitar
89,07g. Tetapi kandungan karbohidrat saus tomat lebih tinggi dibanding saus
sambal yaitu sebesar 7,18g. Protein yang terkandung dalam saus tomat yakni
mencapai 1,33g (Anonymous, 2009), serta serat yang terkandung sebesar 1,4g.
Selain itu, saus tomat juga kaya akan komponen mikronutrien penting lainnya
seperti sodium, pottasium, kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin C. Secara
lebih lengkap, komposisi nutrisi yang terkandung dalam saus tomat per 100 gram
porsi makanan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Saus Tomat
Komponen
|
Satuan
|
Jumlah
|
Air
|
Gram
|
89,07
|
Karbohidrat
|
Gram
|
7,18
|
Protein
|
Gram
|
1,33
|
Lemak
|
Gram
|
0,17
|
Serat
|
Gram
|
1,43
|
Sodium
|
Mg
|
605
|
Pottasium
|
Mg
|
317
|
Fosfor
|
Mg
|
32
|
Magnesium
|
Mg
|
19
|
Kalsium
|
Mg
|
14
|
Vitamin C
|
Mg
|
13,1
|
Sumber: Anonymous (2009).
1.
Bahan
Utama
Tomat
Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu produk hortikultura
yang menyehatkan. Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki
komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10%
berat kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat
dikeringkan, sekitar 50% dari berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi
(terutama glukosa dan fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen,
vitamin dan lipid. Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat
baik (excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 20% atau lebih dari
kebutuhan vitamin C sehari. Selain itu, tomat juga merupakan sumber vitamin A
yang baik (good) karena 100 gram tomat dapat menyumbangkan sekitar
10-20% dari kebutuhan vitamin A sehari (Astawan, 2008)
Menurut
Suprapti (2000), tomat sebagai bahan baku saus tidak ditentukan berdasarkan
jenis dan varietasnya, tetapi pemilihan tomat didasarkan atas umur (tua),
tingkat kematangan, tingkat kesegaran, dan tidak diserang hama atau penyakit.
Jika semua persyaratan dapat terpenuhi, kualitas produknya juga pasti baik.
Untuk menjamin kulaitas produk saus sebaiknya tomat dipetik pada waktu matang
di pohon (kandungan gizi dan nutrisinya maksimal).
Tomat
merupakan komoditas yang cepat rusak (perishable), sehingga memerlukan
penanganan yang tepat sejak dipanen. Pengolahan tomat menjadi berbagai produk
pangan menjadi salah satu pilihan untuk dapat mengkonsumsi tomat dan memperoleh
manfaat dari sifat fungsional tomat, salah satu bentuk olahan tomat yaitu saus
tomat. Saus tomat terbuat dari pasta tomat, yaitu tomat yang dijadikan bubur
kental (puree tomat). Pasta tomat adalah tomat konsentrat yang mengandung 24%
atau lebih padatan terlarut tomat alami. Sifat kimia puree maupun pasta
tomat diperlukan agar produk tersebut diketahui kandungan gizi dan zat alami
yang ada di dalamnya (Astawan, 2008)
Tabel 3. Syarat Mutu Konsentrat Buah
Tomat SNI (01-4217-1996)
No.
|
Kriteria
Uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1
|
Keadaan
|
|
|
1.1
|
Warna
|
–
|
agak merah (pada pengenceran
dengan air
mencapai 8 % padatan terlarut
tomat alami)
|
1.2
|
Bau
|
–
|
Normal
|
1.3
|
Tekstur
|
–
|
Normal
|
1.4
|
Cita
Rasa
|
–
|
rasa khas (pada pengenceran dengan
air
mencapai 8 % padatan terlarut
tomat alami)
|
1.5
|
Cacat
|
–
|
bebas dari bahan asing dan bagian
tumbuhan yang lain
|
2
|
Padatan
terlarut tomat alami
|
|
|
2.1
|
“Puree
Tomat”
|
%
|
≥ 8 sampai < 24
|
2.2
|
“Pasta
Tomat”
|
%
|
≥ 24
|
3
|
Bahan
Tambahan Makanan
|
|
SNI 01-0222-1987
|
4
|
Abu
yang tidak larut dalam asam
|
mg/kg
|
maks 60
|
5
|
Cemaran
logam
|
|
|
5.1
|
Timah
|
mg/kg
|
Maks 250*) dihitung sebagai Sn
dari produk akhir
dalam kaleng
|
6
|
Cemaran
mikroba
|
|
|
6.1
|
Cemaran mikroba
yang dapat tumbuh
pada kondisi
penyimpanan normal
|
–
|
–
|
*)
Produk dalam kaleng
Sumber:
SNI (1996)
1.
Bahan Baku
Tambahan
2.
Bahan
Pengental
Untuk
sari buah tomat menjadi kental diperlukan waktui pemanasan yang relatif lama,
sehingga seluruh gizi yang terkandung didalamnya bisa rusak. Oleh karena itu,
dalam pembuatan saus ditambahkan bahan pengental. Bahan pengental alami berasal
dari hasil pertanian seperti pepaya, ubi jalar. Sedangkan bahan pengental
buatan seperti CMC (carboxymethil cellulose). Kandungan CMC tidak
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi kesehatan (Suprapti, 2000).
1.
Bahan
Pengasam
Menurut
Trisnawati (1993) fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah untuk membuat
makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan. Pengasam
digunakan untuk mengasamkan atau untuk menurunkan pH saus menjadi 3,8~4,4. Pada
pH rendah pertumbuhan kebanyakan bakteri akan tertekan dan sel genaratif serta
spora bakteri sangat sensitif terhadap panas. Dengan demikian proses
sterilisasi bahan yang ber-pH rendah dapat dilakukan dengan suhu mendidih (1000C)
dan tidak perlu dengan suhu tinggi (1210C). Asam juga bersinergi
dengan asam benzoat dalam menekan pertumbuhan mikroba. Dalam pembuatan saus
tomat digunakan bahan pengasam jenis asam sitrat. Menurut DepKes N0.
235/MenKes/Per/1997 menyatakan bahwa penggunaan zat pengasam ini yaitu 0,25%
dari total pasta saus.
1.
Bahan
Pengawet
Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan
tujuan menghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir,kapang)
sehingga proses pembusukan atau pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Bahan
pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme
yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi
makanan (Suprapti, 2000)
Bahan pengawet yang ditambahkan pada saus tomat yaitu natrium
benzoat. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH)
yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Natrium benzoat dikenal
juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan
garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah
disetujui penggunaannya oleh FDA dan telah digunakan oleh para produsen makanan
dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme
(Luthana, 2008). Menurut DepKes No.722/MenKes/Per/IX1998 menyatakan batas maksimum
penambahan natrium benzoat ke dalam saus hanya 1000 ppm atau 1000 mg/kg.
1.
Garam
Garam
merupakan bumbu utama dalam makanan yang menyehatkan. Tujuan penambahan garam
adalah untuk menguatkan rasa bumbu yang sudah ada sebelumnya. Bentuk garam
beruapa butiran kecil seperti tepung berukuran 80 mesh (178 µ), berwarna putih,
dan rasanya asin. Jumlah penambahan garam tidak boleh terlalu berlebihan karena
akan menutupi rasa bumbu yang lain dalam makanan. Jumlah penambahan garam dalam
resep masakan biasanya berkisar antara 15%-25%. Pengukuran tepat atau tidaknya
garam disesuaikan dengan selera konsumen (Suprapti, 2000).
Pada
pembuatan saus tomat penambahan garam berfungsi untuk menambah cita rasa dan
menjadikan adonan saus tomat lebih stabil . Selain itu, Dwiyono (2008)
menambahkan bahwa garam juga berfungsi untuk mempertinggi aroma dan memperkuat
adonan.
1.
Air
Air
berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada
dalam bahan pangan. Untuk beberapa bahan bahkan berfungsi sebagai pelarut. Air
dapat melarutkan berbagai bahan seperti vitamin larut air, mineral, dan
senyawa-senyawa citarasa. Interaksi antara air dengan komponen pangan lain pada
tingkat molekuler terjadi pada ikatan antara air dengan karbohidrat, lemak, dan
protein (Winarno, 1994).
Air
merupakan pelarut penting dalam bahan pangan. Sebagai komponen non nutrisi, air
dalam bahan pangan mempunyai efekpada sifat fisik, stabilitas, dan palabilitas
serta menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Air dalam adonan saus
tomat selain untuk melarutkan garam dan bumbu lain juga akan menghasilkan
adonan yang homogen (Suprapti, 2000).
1.
Bumbu
Dalam
pembuatan saus tomat, bumbu yang dicampurkan bersama bahan baku terdiri dari
bawang putih giling, merica bubuk, kayu manis bubuk, gula pasir putih bersih
yang telah dihaluskan, cabai giling, serai, lengkuas, daun jeruk, dan daun
salam (Suprapti, 2000).
1.
Proses
Pembuatan
Menurut Haryoto (1998), proses pembuatan saus tomat adalah
sebagai berikut:
2.
Tahap
Pembuatan Bubur
1.
Pemilihan Tomat
Buah
tomat yang akan digunakan dan diolah adalah buah segar yang sehat dengan
tingkat kematangan yang merata dan tidak cacat.
1.
Pembersihan
Buah
tomat yang telah dipilih dicuci dengan air bersih agar terbebas dari segala
kotoran yang masih melekat pada buah tomat.
1.
Pemanasan Pendahuluan (Blanching)
Tujuan
dari pemanasan pendahuluan yaitu untuk mengurangi jumlah mikroba pada tomat dan
sekaligus menonaktifkan enzim penyebab perubahan warna.
1.
Penggilingan
Buah
tomat yang telah di blanching, dihancurkan sampai halus dan berbentuk
bubur yang lembut dengan menggunakan mesin penggiling atau blender.
1.
Penyaringan
Setelah
proses penggilingan selanjutnya dilakukan proses penyaringan untuk memisahkan
bijinya sehingga diperoleh bubur tomat yang bersih.
1.
Pemasakan
Saus Tomat
1.
Pendidihan
Bubur
buah tomat direbus sampai mendidih dan dimasak sampai mengental.
1.
Pemberian Bumbu
Pada
saat pendidihan bubur tomat ditambahkan bumbu-bumbu yang telah dihancurkan
sampai halus.
1.
Pengemasan
Pengemasan
adalah suatu teknik industri dan pemasaran untuk mewadahi, melindungi,
mengidentifikasi, dan memfasilitasi pemasaran dan distribusi untuk produk
pertanian, industri dan produk-produk konsumer (Prawirosentono, 1997).
Syarat-syarat
bahan pengemas adalah:
1.
Mempunyai kemempuan penghantaran
serta penyerapan panas yang rendah.
2.
Mampu menangkal keluar masuknya uap
air maupun udara.
3.
Mempunyai kemampuan mengembalikan
sinar yang datang dari luar.
4.
Mampu menangkal bahan-bahan mekanis.
Pengemasan
pada saus tomat menggunakan botol berbahan plastik atau gelas. Wadah pengemas
dipastikan bebas dari cemaran mikroorganisme. Setelah dilakukan pengemasan ke
dalam botol kemudian dilakukan proses sterilisasi untuk membunuh banyak mikroba
pembusuk yang dapat merusak bahan. Selanjutnya dilakukan penyegelan berbahan
plastik pada mulut botol. Proses terakhir adalah menempelkan label pada bagian
luar botol.
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan, M. 2008. Sehat Bersama Tomat.http://www.kompas.com/read/xml/2008/ Diakses tanggal 02 desember 2009
Dwiyono, 2008. Pengolahan Saus Tomat. http://ilmupangan.com/index.php/ Diakses tanggal 02 desember 2009
Haryoto
.1998. Membuat Saus Tomat. Kanisius. Jakarta.
Luthana, K. 2008. Natrium Benzoat. http://yongkikastanyaluthana.wordpress.com/category/natrium-benzoat/Diakses
tanggal 03 Desember 2009Sunarmani et al., 2003. Teknologi Pengolahan Pasta Tomat. Laporan Akhir Penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Tarwiyah, K.2001.Saus Tomat.http//www.iptek.net.id/ind/warintek/Diakses Tanggal 01 Desember 2009
Trisnawati, Y.1993. Tomat: Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar swadaya. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment