Teknik pemberian pakan pada ayam pedaging.Ayam pedaging yang dipelihara untuk mendapatkan bobot hidup maksimal dalam jangka waktu pendek sangat tergantung pada jumlah pakan yang diberikan dan bobot hidup yang diperoleh. Teknik pemberian pakan untuk ayam pedaging sebaiknya 40% diberikan pada pagi hari, 40% pada sore hari, dan 20% diberikan pada malam hari dengan frekuensi pemberian pakan ayam pedaging lebih banyak (8-9 kali) pada minggu pertama, 6-7 kali pada minggu kedua, 4-5 pada minggu ketiga, dan 2-3 kali pada minggu keempat hingga panen. Pemberian pakan pada siang hari (suhu udara tinggi/puukul 12.00-13.00) sebaiknya tidak dilakukan. Hal itu karena pakan yang dimakan ayam tidak digunakan untuk pertumbuhan, tetapi untuk menstabilkan suhu tubuh dengan suhu lingkungan.
Bentuk dan jumlah tempat pakan
Bentuk tempat pakan sangat mempengaruhi jumlah pakan yang dimakan oleh ayam. Penggunaan tempat pakan otomatis dapat menekan tercecenya pakan karena jumlah dan waktu pemberiannya sudah diatur. Selain itu, jumlah tempat pakan yang kurang akan menyebabkan keseragaman bobot badan yang diperoleh karena ada ayam yang tidak cukup mendapatkan pakan. Kualitas DOC
DOC ynag berkualitas baik akan memiliki kemampuan untuk tumbuh lebih baik sehingga pemanfaatan pakan untuk menghasilkan bobot hidup akan lebih efisien. Bibit DOC yang baik dihasilkan dari bibit induk dan bibit pejantan yang sesuai dengan standar untuk menghasilkan telur tetas. Standardisasi berat DOC, tingkat mortalitas, dan keadaan fisik ayam sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk DOC ayam pedaging, bobot DOC minimal 37 g, sedangkan ayam petelur minimal 33 g dengan tingkat mortalitas maksimal 2% dan tidak ada cacat fisik. Untuk ayam kampung, perlu dilakukan seleksi terhadap bibit ayam karena kemampuan tumbuh dan berproduksi sangat bervariasi.
Kesehatan ayam
Peternak yang menerapkan program pencegahan penyakit dengan baik akan menghasilkan ayam yang sehat. Ayam yang sehat akan mengonsumsi pakan dengan baik dan digunakan untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal. Ayam yang terkena penyakit akan terganggu proses penyerapan nutriennya, contohnya ayam yang sedang terkena penyakit koksidiosis, parasit, pulorom, dan CRD.
Artikel terkait.
Kecukupan air minumAir minum yang kurang sangat mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi dan mengakibatkan kecepatan pertumbuhan terganggu. Air minum dibutuhkan untuk menyuplai air di dalam tubuh yang berguna untuk metabolisme nutrien di dalamnya. Jumlah tempat minum yang kurang akan menyebabkan tidak meratanya ayam dalam mendapatkan air minum.
Penggunaan tepat minum otomatis seperti bell drinker dan nipple dapat menghindari tumpahnya air minum ke alas kandang yang dapat menyebabkan kadar amoniak kandang meningkat. Kadar amoniak kandang yang tinggi dapat meningkatkan peluang ayam terkena penyakit CRD (ngorok).
Kualitas air minum
Air minum yang mengandung mineral berbahaya pada kadar yang berbahaya bersifat toksin dan dapat menurunkan performa. Untuk menjaga hal itu, sebaiknya air minum yang berasal dari air tanah atau sungai dianalisis kadar mineral/logam yang terkandung di dalamnya.
Kepadatan kandang
Kepadatan kandang terutama saat brooding sengat mempengaruhi performa. Hal-hal yang terjadi jika kepadatan terlalu tinggi antara lain ayam kekurangan oksigen, terutama pada saat brooding, yaitu ketika seluruh kandang ditutupi plastik. Selain itu, kepadatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan litter basah sehingga produksi amoniak di dalam kandang tinggi yang akan mempermudah berjangkitnya penyakit seperti moycoplasmosis, new castle, dan infectious bursal diseases.
Bentuk kandang
Kandang tertutup (closed house) mempunyai suhu yang sesuai untuk pertumbuhan yang maksimal. Jika manajemen pemeliharaan baik dan pakan yang diberikan berkualitas, performa ayam yang diperoleh dapat maksimal.
0 comments:
Post a Comment