Laruno.com
Bisnis waralaba dalam bidang retail
dan franchise yang sudah terkenal, seperti Indomaret dan Alfamart yang sudah
mempunyai standart marketingnya sendiri. Itu yang menyebabkan grafik penjualan
di toko-toko mereka semakin meningkat. Bahkan jaringan penjualan mereka yang
benar-benar sudah meningkat dari waktu ke waktu membuat toko-toko itu menjadi
bisnis warabal yang sangat besar, sehingga bisa merekrut banyak karyawan setiap
tahunnya.
Nah, ini pun akan selaras franchise
yang merek jual, mulai dari marketingnya harus tertulis. Serta sistem
kontrolnya tentang pelayanan, kualitas barang dan juga termasuk cara kontrol
stok barang yang ada di dalam gudang maupun toko. Sebagai contoh, saya punya
toko buku baru 35.000 saya kesulitan mengontrol stoknya tapi saya belajar dari
Indomart dan Alfamart. Saya menanyakan barang-barang apa saja yang dimasukan ke
dalam stok, apakah barang-barang itu di stok setiap harinya ? Lalu dia
memberitahukan barang-barang apa saja yang distok?
Berikut ini adalah cara mengontrol
stok barang, jika bisnis Anda adalah bisnis waralaba seperti Indomaret,
Alfamart atau sebagainya :
1. Stok barang yang paling gampang
untuk hilang
Anda harus bisa mengolongkan
barang-barang apa saja yang menurut Anda sangat mudah untuk hilang. Dan Anda
harus pastikan bahwa barang-barang itu memang benar-benar bisa mengalami
kehilangan, biasanya barang-barang yang mudah hilang adalah barang yang kecil
atau mudah udah untuk disembunyikan. Dan barang-barang itu biasanya adalah
barang-barang yang jauh dari pengawasan mata penjaga toko atau cctv. Anda harus
bisa menggolongkan semua barang-barang itu dengan benar agar tidak terjadi
keselisahan dengan barang yang lain.
2. Stok barang yang mahal
Barang yang mahal adalah barang yang
bisa dipastikan untuk mudah hilang, apalagi jika barang itu dalam ukuran yang
kecil Anda harus bisa berjaga-jaga agar barang itu tidak mengalami kehilangan.
Karena barang yang mahal adalah faktor yang menentukan kelansungan usaha Anda,
jika memang sudah terjadi kehilangan Anda harus bisa mengatasinya, dengan
mengontrol stok barang-barang tersebut setiap harinya.
3. Stok barang laku
Mengontrol stok barang yang laku
terjual harus bisa dilakukan setiap harinya, karena itu adalah cara yang bisa
dijadikan pembeda jika ada barang yang hilang atau tidak tercatat. Anda harus
bisa melakukan stock opname setiap harinya yaitu menyamakan perhitungan dari
catatan barang terjual dengan barang yang ada di toko. Ini adalah cara yang
paling jitu karena Anda akan bisa tahu apakah ada barang yang hilang atau
tidak, saat Anda sudah melakukan stock opname. Biasanya barang stock
opname dilakukan sebulan sekali. Yaitu pada saat barang baru masuk ke dalam
toko.
4. Stok barang yang dengan sistem
acak, dan selalu diganti-ganti
Suatu produk yang selalu
berganti-ganti atau mengalami sistem acak itu harus Anda masukan ke dalam stok,
pergantian ini biasanya dari segi harga atau bentuk barang itu sendiri.
Biasanya barang-barang ini adalah barang yang masuk dalam promo mereknya.
Contohnya : Jika pada bulan ini harga susu senilai Rp30.000, dan ternyata pada
bulan selanjutnya sedang ada promo yaitu barang seharga Rp20.000 tapi bulan
selanjutnya harga barang berubah lagi ke bulan sebelumnya. Ini merupakan yang
sangat membingungkan jika tidak ada pencatatan stok yang benar. Karena jika
salah pencatatan saja itu bukan hanya merugikan Anda tapi juga para konsumen
Anda.
5. Stok barang yang bersifat
barang restan
Stok barang yang bersifat barang
restan, adalah barang yang sudah tidak laku dan tidak didisplay, dan barang
paling gampang dicuri. Anda harus benar-benar mengontrol stok barang yang
rentan dengan teliti karena itu akan menghindari Anda mengalami kerugian akibat
barang hilang atau tidak tercatat.
Namun barang paling laku dan mahal
adalah barang yang paling sering hilang, kemudian yang secara acak dan yang
restand pun sering hilang. Bila ada barang yang hilang ditanggung sebesar
0,15% dari omzet. Kalau terus hilang lebih dari itu berarti menjadi tanggung
jawab pribadi, misalnya potong bonus atau potong gaji.
Berdasarkan salah satu buku yang
saya baca. Statistiknya ternyata karyawan yang sudah 5 tahun keatas kemungkinan
mencuri 300% lebih banyak dari pada karyawan baru. Yang lebih mengagetkan lagi
dia mencuri bisa mencapai 500% dibanding yang karyawan baru. Karena pencurian
yang paling banyak adalah pencurian dari internal.
Waspada dan tetap kontrol
barang-barang dagangan Anda dengan baik.
Penulis
Tung Desem Waringan
0 comments:
Post a Comment