Tuesday, 31 January 2017

Barang Dagangan Sering Hilang? Begini Cara Mengatasinya Dengan Sistem Stok Barang


Laruno.com
Bisnis waralaba dalam bidang retail dan franchise yang sudah terkenal, seperti Indomaret dan Alfamart yang sudah mempunyai standart marketingnya sendiri. Itu yang menyebabkan grafik penjualan di toko-toko mereka semakin meningkat. Bahkan jaringan penjualan mereka yang benar-benar sudah meningkat dari waktu ke waktu membuat toko-toko itu menjadi bisnis warabal yang sangat besar, sehingga bisa merekrut banyak karyawan setiap tahunnya.
Nah, ini pun akan selaras franchise yang merek jual, mulai dari marketingnya harus tertulis. Serta sistem kontrolnya tentang pelayanan, kualitas barang dan juga termasuk cara kontrol stok barang yang ada di dalam gudang maupun toko. Sebagai contoh, saya punya toko buku baru 35.000 saya kesulitan mengontrol stoknya tapi saya belajar dari Indomart dan Alfamart. Saya menanyakan barang-barang apa saja yang dimasukan ke dalam stok, apakah barang-barang itu di stok setiap harinya ? Lalu dia memberitahukan barang-barang apa saja yang distok?
Berikut ini adalah cara mengontrol stok barang, jika bisnis Anda adalah bisnis waralaba seperti Indomaret, Alfamart atau sebagainya :
1. Stok barang yang paling gampang untuk hilang
Anda harus bisa mengolongkan barang-barang apa saja yang menurut Anda sangat mudah untuk hilang. Dan Anda harus pastikan bahwa barang-barang itu memang benar-benar bisa mengalami kehilangan, biasanya barang-barang yang mudah hilang adalah barang yang kecil atau mudah udah untuk disembunyikan. Dan barang-barang itu biasanya adalah barang-barang yang jauh dari pengawasan mata penjaga toko atau cctv. Anda harus bisa menggolongkan semua barang-barang itu dengan benar agar tidak terjadi keselisahan dengan barang yang lain.
2. Stok barang yang mahal
Barang yang mahal adalah barang yang bisa dipastikan untuk mudah hilang, apalagi jika barang itu dalam ukuran yang kecil Anda harus bisa berjaga-jaga agar barang itu tidak mengalami kehilangan. Karena barang yang mahal adalah faktor yang menentukan kelansungan usaha Anda, jika memang sudah terjadi kehilangan Anda harus bisa mengatasinya, dengan mengontrol stok barang-barang tersebut setiap harinya.
3. Stok barang laku
Mengontrol stok barang yang laku terjual harus bisa dilakukan setiap harinya, karena itu adalah cara yang bisa dijadikan pembeda jika ada barang yang hilang atau tidak tercatat. Anda harus bisa melakukan stock opname setiap harinya yaitu menyamakan perhitungan dari catatan barang terjual dengan barang yang ada di toko. Ini adalah cara yang paling jitu karena Anda akan bisa tahu apakah ada barang yang hilang atau tidak, saat Anda sudah melakukan stock opname. Biasanya barang  stock opname dilakukan sebulan sekali. Yaitu pada saat barang baru masuk ke dalam toko.
4. Stok barang yang dengan sistem acak, dan selalu diganti-ganti
Suatu produk yang selalu berganti-ganti atau mengalami sistem acak itu harus Anda masukan ke dalam stok, pergantian ini biasanya dari segi harga atau bentuk barang itu sendiri. Biasanya barang-barang ini adalah barang yang masuk dalam promo mereknya.  Contohnya : Jika pada bulan ini harga susu senilai Rp30.000, dan ternyata pada bulan selanjutnya sedang ada promo yaitu barang seharga Rp20.000 tapi bulan selanjutnya harga barang berubah lagi ke bulan sebelumnya. Ini merupakan yang sangat membingungkan jika tidak ada pencatatan stok yang benar. Karena jika salah pencatatan saja itu bukan hanya merugikan Anda tapi juga para konsumen Anda.
5.  Stok barang yang bersifat barang restan
Stok barang yang bersifat barang restan, adalah barang yang sudah tidak laku dan tidak didisplay, dan barang paling gampang dicuri. Anda harus benar-benar mengontrol stok barang yang rentan dengan teliti karena itu akan menghindari Anda mengalami kerugian akibat barang hilang atau tidak tercatat.
Namun barang paling laku dan mahal adalah barang yang paling sering hilang, kemudian yang secara acak dan yang restand pun sering hilang.  Bila ada barang yang hilang ditanggung sebesar 0,15% dari omzet. Kalau terus hilang lebih dari itu berarti menjadi tanggung jawab pribadi, misalnya potong bonus atau potong gaji.
Berdasarkan salah satu buku yang saya baca. Statistiknya ternyata karyawan yang sudah 5 tahun keatas kemungkinan mencuri 300% lebih banyak dari pada karyawan baru. Yang lebih mengagetkan lagi dia mencuri bisa mencapai 500% dibanding yang karyawan baru. Karena pencurian yang paling banyak adalah pencurian dari internal.
Waspada dan tetap kontrol barang-barang dagangan Anda dengan baik.
Penulis
Tung Desem Waringan 

0 comments: