JAKARTA - Sebagai
penggemar dan pengamat bulutangkis serta pendiri klub Jaya Raya, saya
sangat suka mengamati permainan dan strategi berbagai pemain
bulutangkis, baik yang berasal dari dalam negeri dan asing.
Seorang pemain badminton, menurut pengamatan saya, juga harus bermain layaknya seorang entrepreneur. Ia harus terus menerus berinovasi! Misalnya saat banyak pemain mengandalkan kecepatan dan akurasi serangan mereka, seorang pemain yang ingin menang hendaknya merancang inovasinya sendiri.
Di antaranya dalam memainkan pukulan smash. Ia harus mampu mengembangkan teknik smash yang tidak lazim, bukan teknik biasa, konvensional. Teknik kecohan yang terlihat seperti smash tetapi berefek drop shot pada akhirnya. Teknik inovatif yang menggunakan pengecohan itu juga bisa membuat pukulan terkesan menuju ke satu arah tetapi ternyata bergerak ke arah yang berlawanan. Inovasi seperti ini memerlukan kerja fisik dan otak yang amat tinggi.
Misalnya apa yang ditunjukkan oleh Mia Audina, dengan triknya yang terkenal dan membantunya memenangkan sejumlah pertandingan penting dan menentukan di masa kejayaannya. Dari segi fisik, Mia memang tergolong biasa. Banyak pemain badminton perempuan yang berfisik lebih baik. Tetapi toh, itu tidak menjadi halangan baginya untuk menjadi pemenang. Itu karena ia mau berinovasi, terbukti dari trik-triknya saat bermain yang efektif memaksa pemain dengan fisik lebih baik darinya sekali pun untuk bertekuk lutut.
Kisah kelemahan yang mendorong munculnya inovasi juga bisa kita pelajari dari sepakbola. Ambil contoh saja pemain penyerang Lionel Messi yang berasal dari Argentina. Ia memang tidak tinggi untuk ukuran orang Eropa tetapi ia mengakali kelemahan itu dengan berinovasi. Apa inovasinya? Ia mengembangkan teknik tendangan melengkung yang mengelabui para pemain lawan yang menjaganya dengan sangat ketat. Itu baru namanya INOVASI!
Seorang pemain badminton, menurut pengamatan saya, juga harus bermain layaknya seorang entrepreneur. Ia harus terus menerus berinovasi! Misalnya saat banyak pemain mengandalkan kecepatan dan akurasi serangan mereka, seorang pemain yang ingin menang hendaknya merancang inovasinya sendiri.
Di antaranya dalam memainkan pukulan smash. Ia harus mampu mengembangkan teknik smash yang tidak lazim, bukan teknik biasa, konvensional. Teknik kecohan yang terlihat seperti smash tetapi berefek drop shot pada akhirnya. Teknik inovatif yang menggunakan pengecohan itu juga bisa membuat pukulan terkesan menuju ke satu arah tetapi ternyata bergerak ke arah yang berlawanan. Inovasi seperti ini memerlukan kerja fisik dan otak yang amat tinggi.
Misalnya apa yang ditunjukkan oleh Mia Audina, dengan triknya yang terkenal dan membantunya memenangkan sejumlah pertandingan penting dan menentukan di masa kejayaannya. Dari segi fisik, Mia memang tergolong biasa. Banyak pemain badminton perempuan yang berfisik lebih baik. Tetapi toh, itu tidak menjadi halangan baginya untuk menjadi pemenang. Itu karena ia mau berinovasi, terbukti dari trik-triknya saat bermain yang efektif memaksa pemain dengan fisik lebih baik darinya sekali pun untuk bertekuk lutut.
Kisah kelemahan yang mendorong munculnya inovasi juga bisa kita pelajari dari sepakbola. Ambil contoh saja pemain penyerang Lionel Messi yang berasal dari Argentina. Ia memang tidak tinggi untuk ukuran orang Eropa tetapi ia mengakali kelemahan itu dengan berinovasi. Apa inovasinya? Ia mengembangkan teknik tendangan melengkung yang mengelabui para pemain lawan yang menjaganya dengan sangat ketat. Itu baru namanya INOVASI!
0 comments:
Post a Comment