Sunday 14 November 2010

Beton Ringan ,Bata Ringan


Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi
(Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris  disebut Aircrete and Thermalite.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif  material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian  dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943. Hasilnya, beton ringan aerasi ini  dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari  sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan  berdaya guna tinggi. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat  didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.  Proses beton aerasi  Pembuatan beton ringan ini pada prinsipnya membuat rongga udara di dalam beton.  Ada tiga macam cara membuat beton aerasi. Pertama yang paling sederhana yaitu dengan  memberikan agregat/campuran isian beton ringan. Agregat itu bisa berupa batu apung, atau  stereofoam, batu alwa, atau abu terbang yang dijadikan batu.
Cara kedua dengan menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring. Contohnya
debu/abu terbangnya dibersihkan). Cara ketiga meniupkan atau mengisi udara di dalam beton.  Cara ketiga ini terbagi lagi menjadi secara mekanis dan secara kimiawi.  
Proses pembuatan beton ringan atau autoclaved aerated concrete secara kimiawi kini lebih sering digunakan.  Sebelum beton diproses secara aerasi dan dikeringkan secara autoclavedibuat dulu adonan beton  ringan ini. Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum,air, dan dicampur  alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang  digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam  mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan  yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong  sesuai ukuran.
Adonan beton aerasi yang masih mentah ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau  diberi uap panas dan diberi tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183 derajat  celsius. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Kenapa tidak dijemur  saja? Kalau adonan ini dijemur di bawah terik matahari hasilnya kurang maksimal karena tidak bisa stabil dan merata hasil kekeringannya. Rongga udara dari reaksi kimia  Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan dicampur alumunium  pasta ini terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di  dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk  gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini  menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan  oleh udara. Nah, rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi  ringan.
Meskipun hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tetapi lembut. Sehingga mudah dibentuk  balok, atau palang sesuai kebutuhan. Untuk membentuknya adonan cukup dipotong dengan  kawat sesuai ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam autoclave chamber  selama 12 jam. Selama proses pengerasan ini berlangsung, saat temperatur mencapai 190 derajat  celsius, dan tekanannya mencapai 12 bar atau 174 psi, pasir kwarsa bereaksi dengan kalsium  hidroksida menjadi kalsium hidrat silika. Pada proses ini menentukan kekuatan atau kekerasan  beton aerasi.
Setelah keluar dari autoclave chamber, beton ringan aerasi ini sudah siap digunakan sebagai  konstruksi bangunan. Jika ditimbang beton ringan aerasi yang sudah jadi ini 80 persen bobotnya  adalah udara. Meskipun berupa rongga udara, beton ringan aerasi dapat menahan beban hingga  1200 psi.  Satu adonan bisa apa saja  Dengan kehadiran AAC menciptakan sistem membangun yang menyeluruh dan lengkap.
Singkatnya sebuah gedung atau rumah dari pondasi hingga ke atap cukup satu material saja yaitu  beton AAC. Hal ini tak lepas dari keserbabisaan material ini yang mudah dibentuk.  Produk AAC bisa berupa batu bata beton, panel dinding, lintel (balok beton), panel lantai, atap,  serta kusen atau ambang pintu dan jendela. Beberapa produk ada yang diperkuat lagi dengan  ditanamkan besi beton di dalamnya. Salah satu contoh untuk panel dinding atau panel lantai. Dengan memanfaatkan semua produk AAC ini dapat membuat struktur bangunan sekaligus.  AAC mempermudah proses konstruksi, membangun rumah atau gedung seperti bermain LEGO  (permainan menyusun balok kubus) saja.  Ukuran beton ringan aerasi ini sangat akurat, sehingga meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan
yang tak terpakai. Misalnya untuk membentuk dinding rumah, pada sudut dinding ini sisi-sisi  batu bata beton bisa saling mengisi mengikuti pola geometri tertentu, tak perlu memotong atau  tiang cor untuk pengikat dinding. Untuk pemasangan panel dinding atau panel atap ada plat besi  yang dirancang untuk mengikatnya dengan paku fischer
Beton AAC tak sekuat beton konvensional. Perbandingannya hanya 1/6 dari kekuatan beton  konvensional, sehingga perlu perlakuan khusus untuk digantungi benda yang cukup berat  misalnya wastafel, lemari atau blok kitchen set. Dengan menggunakan paku fischer jenis tertentu  benda-benda yang cukup berat tadi tetap dapat kokoh tergantung. Beton AAC dijamin tidak  ambrol.  Batu bata beton AAC ini perlu perekat semen. Bisa dengan semen biasa, tetapi untuk hasil yang  maksimal ada semen khusus yang memiliki daya rekat yang lebih tinggi, contohnya Prime  Mortar. Hanya perlu sedikit semen untuk merekatkan. Cukup 2-3 mm saja. Untuk hasil akhirnya  dinding dilapisi lagi dengan plester semen tipis.
Bahan bangunan yang memudahkan Safety, kenyamanan. Bisa faktor kriminal atau kebakaran.    1. Balok AAC mudah dibentuk. Dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk  memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alatnya cukup menggunakan alat pertukangan  kayu.
2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, meminimalkan sisa-sisa bahan  bangunan yang tak terpakai.
3. AAC mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat  diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk  mengisi lantai beton.
4. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya.
5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Cepat dalam pengerjaan.
6. Semennya khusus cukup 3 mm saja.
7. mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.
8. mengurangi biaya penguat atau pondasi
9. waktu pembangunan lebih pendek.
10. tukang yang mengerjakan lebih sedikit
11. sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien  Kelebihan AAC
1. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
2. Kedap suara
3. Tahan lama kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional
4. Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
5. Anti jamur
6. Tahan gempa
7. Anti serangga
8. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau  renovasi hingga 20 tahun.
9. nyaman
10. aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.
Beda AAC yang baik
1. Presisi
2. Tidak mudah patah. Sisa material tidak banyak
3. proses kimia sempurna. Buktinya tidak tenggelam jika dicemplungkan sampai kapanpun
4. kalau kurang bagus bisa langsung tenggelam bisa seminggu.
5. paling panjang 6 meter.
Perawatan:
1. 70% AAC berpori tetapi masing-masing pori independen sehingga tidak menyerap air
2. tetap harus diplester
untuk anak tangga:
sangat mudah, tidak perlu balok penumbuk. Cukup dijepit diiding ACC, tak perlu pondasi
khusus sepanjang lantai beton.
Sumber:http://w ijos eno.w ordpres s .com/2008 /09/22/b eton- ringan/




Mengapa Harus Bata Ringan Dalam Pengerjaan Dinding
Bangunan Anda ?
Beton ringan aerasi merupakan salah satu material untuk membuat dinding. Meski banyak  kelebihannya dibanding bata, banyak orang enggan memakainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa bata atau batako merupakan bahan yang umum digunakan oleh  masyarakat untuk membuat dinding bangunan rumah. Cara pandang terhadap bata sebagai  material utama dinding yang tertanam di masyarakat ini tidak lain karena kebiasaan turun  temurun keluarga yang menggunakan bata atau batako sebagai material dinding. Sejak zaman  penjajahan Belanda, masyarakat Indonesia terdidik menggunakan bata sebagai material dinding.         
Padahal pemakaian bata atau batako bisa digantikan dengan material alternatif seperti beton  ringan aerasi.
Salah satu kelebihan material ini adalah ringan bobotnya. Bobotnya yang ringan membuat
anggaran bangunan bisa ditekan. Mengapa demikian? Ringannya material dinding berakibat  volume elemen struktur banguan bisa direduksi. Ini terutama jika beton aerasi digunakan untuk  dinding di lantai 2 ke atas. Volume elemen struktur seperti kolom, balok, plat lantai dan pondasi  bisa dikurangi karena beban yang menumpunya ringan.
Ringannya beban ini disyaratkan untuk mendapatkan struktur bangunan tahan gempa. Jika       material pendukung bangunan berat dan terjadi keruntuhan akibat gaya gempa, beratnya material  tersebut akan berbahaya bagi penghuninya.
Dengan posisi Indonesia berada di daerah rawan gempa, kecuali Pulau Kalimantan, bangunan    yang berada di Indonesia harus memliki persyaratan struktur bangunan tahan gempa. Untuk       mendapatkan persyaratan ini, beton ringan aerasi bisa digunakan sebagai salah satu material  pembuat dinding.
Mengapa  Bisa  Ringan?  
Meski fungsinya hampir sama dengan bata namun yang membedakannya adalah beratnya.  Material yang berbahan baku pasir silika, semen, kapur dan air ini dibuat dengan tekanan uap  tinggi. Proses pembuatan material ini diawali dengan proses pencampuran bahan baku. Setelah itu,  adonan bahan bahan baku tersebut dimasukan ke dalam alat yang bernama autoclaved. Di dalam  alat ini, adonan diberi tekanan uap air hingga suhu sekitar 200 derajat Celcius. Oleh karena  prosesnya menggunakan autoclaved maka material ini disebut sebagaiautoclaved aerated  concrete.
Dengan tekanan uap ini, bahan baku kapur dan pasir silika akan bereaksi. Hasil reaksi ini
menghasilkan pori-pori yang didalamnya berupa udara. Pori-pori inilah yang membuat material  ini menjadi ringan. Menurut perhitungan, beton ringan memliki berat jenis normal sekitar ±650  kg/m3. Berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis air mebuat material ini bisa mengapung di  atas air. Meski berpori, beton ringan aerasi tidak bersifat seperti sponge. Artinya, keteika terkena air, air tersebut tidak akan meresap atau merembes kedalamnya. Rendahnya daya serap air dikarenakan  setiap pori yang ada tidak saling berhubungan dengan pori yang lain.

Cepat   Dan  Ekonomis
Kelebihan lain yang dimiliki material ini adalah cepat dalam pemasangannya sehingga
keseluruhan biaya pembuatan didnding menjadi ekonomis. Jangan dilihat harga sebelum
pemasangannya. Yang perlu dilihat oleh konsumen adalah keekonomisan dari sisi bahan perekat,   ongkos tukang dan hasil akhir yang didapatkan.
Banyak orang melihat dan menilai beton aerasi sebagai material mahal. Memasukan beton ringan  aerasi sebagai material dinding di rencana anggaran bangunan terkadang membuat mahal biaya  konstruksi yang ujung-ujungnya selalu ditolak oleh pemilik proyek. Namun meski mahal, hasil  akhir dinding yang dibuat dengan beton aerasi menjadi lebih baik karena dinding menjadi lurus  dan tidak ada material yang terbuang.
Bila dibandingkan dengan bata, harga satu balok beton ringan aerasi ini sedikit lebih mahal.  Namun, untuk membuat dinding dengan luasan 1 m2 material yang digunakan jauh lebih sedkit  dibandingkan bata. Sebagai perbandingan, 1 m2 dinding yang dibuat dengan beton ringan aerasi  hanya membutuhkan sekitar 8-9 buah. Sedangkan dengan material bata, 1 m2 dinding membutuhkan sekitar 70-72 buah. Dari sini bisa dilihat bahwa volume material yang terpakai  sangat ekonomis.
Sedangkan dari sisi waktu pengerjaan, pemasangan beton ringan aerasi ini jauh lebih cepat. Sebagai contoh, dalam sehari volume pekerjaan dinding beton ringan aerasi untuk 2 orang  tukang mencapai 12-15 m2. Coba bandingkan dengan pemasangan bata biasa. Untuk memasang  bata dalam sehari hanya dihasilkan dinding seluas sekitar 6 m2. Dengan demikian, waktu  pengerjaan yang cepat akan membuat ongkos tukang menjadi murah.  Disamping sisi waktu dan volume material, pemakaian beton ringan aerasi akan menghemat  pemakaian semen dan pasir untuk pasangan atau spesi. Beton ringan aerasi hanya membutuhkan  adukan pasangan setebal kurang lebih 3 mm. Sedangkan pemasangan bata setebal 1,5 cm hingga  2 cm. Nah, cukup hemat bukan pemakaian materialnya?  Kepraktisan, kecepatan dan keekonomisan yang dimilikinya membuat material ini layak Anda  gunakan sebagai material pengganti bata untuk membuat dinding.
Kelebihan  Lain  Beton  Ringan  Aerasi
Selain dari sisi kepraktisan, kecepatan dan keekonomisan beton ringan aerasi juga memiliki  kelebihan lain. Material ini memiliki karakteristik sebagai material insulasi atau penahan panas.  Jika terjadi kebakaran, dinding beton aerasi akan sanggup menahan api selama kurang lebih 4  jam sebelum dinding tersebut runtuh. Dengan demikian, dinding tersebut bisa memberikan  perlindungan kepada penghuni untuk menyelamatkan diri.
Selain insulasi panas, material ini juga berfungsi sebagai insulasi suara . Untuk mendapatkan  kekedapan tinggi, selain menggunakan blok ukuran tebal, juga bisa menggunakan ukuran lebih  
kecil asalkan dipasang ganda dengan celah sekitar 50 mm. Celah ini berfungsi untuk meredam
suara sehingga suara tidak merambat ke ruangan sebelah.
http://powerblockindonesiasblog.wordpress.com/2010/03/12/mengapa-harus-bata-ringan-dalam-
pengerjaan-dinding-bangunan-anda/


 





Technical Specification

.Herewith, the technical specification of Autoclave Aerated Concrete "Banon Con"









Production Process

Di masa lalu,. Bahan utama yang digunakan untuk membuat dinding batu bata dibuat di tanah liat dibakar. Seiring dengan perkembangan jaman, tampak banyak alternatif lainnya. Dan kali ini, material untuk dinding yang populer selain bata merah AAC dan Banon Con.

Info beli :Banon Con Indonesia

Juanda Harapan Permai G-14
Surabaya - Indonesia

Phone: 0818508423 - 08113435177
Email: sales@batubataringan.com
http://www.batubataringan.com/

Menyediakan Mesin Bata Ringan dan Beton Ringan.
Bahan utama pasir dan semen tanpa Pembakaran. Investasi sangat MURAH. Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi 25 - 30 M3 per hari adalah sbb:
1. Foam Refrigator
2. Mixer
3. Cetakan plastik
4. Kompresor
5. Screen atau ayakan pasir



Listen
Read phonetically

Below is The Banon Con Production Process
Chem-Foam Preparation
Chem-Foam added to sand and cement
Banon Con




http://finance.dir.groups.yahoo.com/group/konstruksi/message/2336

edama Foaming Agent (EFA) untuk Beton Ringan Aerasi
Material
EFA menggunakan bahan dasar standar yaitu semen, pasir halus dan air.

Dengan resep campuran yang berbeda density dapat diatur antara300kg/m3 sampai 1600kg/m3.
Sertifikasi
DIN-Norm dan Accordance Test dari ASTM.
Pengujian compressive test lokal pernah dilakukan oleh PU dan
Kontraktor Jepang.

Contoh Aplikasi
Density 1: Insulasi akustik/panas, pengisian ruang
Density 2: tembok partisi
Density 3: tembok interior, tulang atap, panel facade
Density 4: panel insulasi akustik/panas untuk industri, blok bata,
panel, tembok luar, pengecoran ditempat.

Proses pembuatan
Busa dibuat menggunakan hi-pressure foam generator dan dicampur dengan
bahan dasar. Pencetakan dilakukan ditempat (in-situ) atau menggunakan
cetakan metal.
Blok dapat dalam waktu singkat dikeluarkan dari cetakan untuk proses
curing dan transportasi.

Kelebihan/Data Teknis
Tidak mengharuskan proses curing dalam oven, cukup dengan menjaga
kelembaban dengan penyemprotan air atau sak basah.
Cocok untuk pengecoran In-Situ dengan Output Tinggi
Ruang Udara (Air Cavity) lebih halus dan homogen dibanding produk lain
Dapat digergaji, dipaku dan dibor dengan alat umum tanpa memecahkan blok
Permukaan halus, finishing dapat dipercepat menggunakan material biasa
(cat, semen beton, aci, karpet dll.)

Data Teknis
Kepadatan (Density) dapat diatur antara 300-1600kg/m3
Kekuatan Tekan (Compressive Strength) diatur antara 0.5-17 MPa
Tahan api selama 7 jam untuk tembok (slab wall) setebal 15cm (ASTM test)
Konduktivitas Panas (Thermal Conductivity) sangat baik
(Panel 50mm, 400kg/m3 sebanding dengan cork setebal 25mm.
Penyerapan Suara (Sound Absorption) setara dengan plester akustik
(Panel 800kg/m3 memiliki koefisien sound absorption: 0.35)
Penyerapan air hanya 14% dibanding bata biasa, 56% dibanding beton standar
Tahan dengan cuaca ekstrem (Frost & Heat)
Tahan terhadap Vermin dan Rot

Edama GmbH

Indonesia Representative
Global Integrated Solutions
021-5793 7031
021-6385 6168

vincenti@...


--- In konstruksi@yahoogroups.com, Hendrik Gosal wrote:
>
> jakarta,19-9-2008
>
> slmat malam,pak.
> kami juga bergerak di bidang kontraktor,maka dgn ini kami sangat
tertarik dgn produk bpk.
> sekiranya bpk bs memberikan price list & sample buat kami ketahui
lebih detail produk dari perusahaan bpk.
> kami berharap bpk bisa emailkan ke saya gambar2nya & price list
serta data2 produk bapak.
> terima kasih
> Ir.Hendrik





















PRODUKTIVITAS  MATERIAL  BETON RINGAN DALAM PEMAKAIAN SEBAGAI KONSTRUKSI DINDING
Sentosa Limanto1, Yuda Endro Witjaksono2, Sumarlin W.A.3
dan  Indra P.W.3

1Dosen Program Studi Teknik Sipil,  Universitas Kristen Petra Surabaya, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, Email: leonard@petra.peter.ac.id
2Dosen Program Studi Teknik Sipil,  Universitas Kristen Petra Surabaya, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, Email: yuda@petra.peter.ac.id
3Alumni Teknik Sipil,  Universitas Kristen Petra Surabaya, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya,

ABSTRAK
Produktivitas adalah hal yang perlu  diketahui dalam pelaksanakan suatu proyek. Pelaksanaan  proyek  oleh  kontraktor dinyatakan  berhasil bila owner memperoleh pembangunan  yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya. Salah satu yang menentukan kesuksesan suatu proyek tersebut adalah produktivitas. Produktivitas  khususnya pemasangan dinding dapat ditingkatkan dengan merubah jenis materil yang dimanfaatkan untuk pemasangan dinding. Selain itu kini isu lingkungan mulai menjadi pemikiran dalam menjalankan suatu proyek, sehingga dibutuhkan material yang ramah lingkungan. Tujuan pada penelitian ini adalah pengamatan pada  proses pemasangan beton ringan sehingga nilai produktivitas dari pemasangan dinding dengan menggunakan beton ringan bisa diketahui. Metode yang dipakai selain studi literatur juga dilakukan pengamatan langsung dilapangan. Hasil pengamatan pada proses pembuatan diperoleh bahwa pembuatan beton ringan menggunakan pasir kuarsa diperoleh nilai produktivitas   pemasangan dinding beton ringan  adalah sebesar 3,02 m2/jam .

Kata Kunci: beton ringan, produktivitas, ramah lingkungan
                                                                          


1.      PENDAHULUAN
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah pembangunan konstruksi dengan lebih berkualitas. Diperlukan suatu bahan bangunan yang memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan bahan bangunan yang sudah ada selama ini. Selain itu bahan tersebut harus memiliki beberapa keuntungan seperti bentuk yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi teknis dan daya tahan yang kuat, kecepatan pelaksanaan konstruksi serta ramah lingkungan. Jenis bahan bangunan pada bangunan konstruksi tersebut sangat bervariasi misalnya bata, pasir, kerikil. Pada suatu proyek konstruksi baik berupa bangunan sederhana sampai bangunan tinggi pasti didapat dinding dalam hal ini yang dibentuk dengan bata merah atau beton ringan. Pada saat sekarang telah muncul inovasi baru yang disebut  beton ringan  yang sering dipergunakan sebagai gantinya bata konvensional yang telah ada (Curwell, dkk, 2002).
Beton ringan memiliki harga yang relatif lebih mahal dari bata konvensional. Tetapi pada pengerjaan konstruksi secara keseluruhan dengan menggunakan bata konvensional tidak selalu lebih murah daripada menggunakan beton ringan (Hornbostel, 2004).
Pemilihan penggunaan beton ringan sebagai pengganti bata konvensional untuk pasangan dinding pada suatu proyek konstruksi dikarenakan beton ringan merupakan bahan baku berkualitas tinggi yang dapat memberikan kemudahan pengerjaan, kerapian serta kecepatan dalam proses pelaksanaan di proyek.  Kebutuhan beton ringan dalam jumlah banyak dapat lebih mudah untuk dipenuhi daripada bata konvensional. Bentuk dan ketepatan dimensi dari beton ringan ini menyebabkan tebal spesi dan plesteran lebih tipis daripada bata konvensional, sehingga proses pelaksanaan menjadi mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Lamanya waktu pengerjaan juga mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membiayai upah pekerja.
Pembuatan bata konvensional sebagian besar masih dilakukan secara tradisional, dimana seringkali terjadi perbedaan ukuran antara bata yang satu dengan yang lain yang berpengaruh pada ketebalan spesi dan plesteran. Sehingga secara tidak langsung, penggunaan beton ringan sebagai pengganti bata konvensional berpengaruh dalam segi biaya dan waktu dalam pelaksanaan pasangan dinding. Kebutuhan bata konvensional dalam jumlah besar belum tentu dapat langsung dipenuhi, karena bata konvensional dibuat dengan cara tradisional sehingga terkendala dengan keterbatasan dan kemampuan manusia (Konstruksi Plus, 2009).

2.      landasan teori
Batu bata adalah batu buatan yang terbuat dari tanah liat keras dengan proses pembakaran. Bata juga memiliki ciri khusus yaitu memiliki daya serap terhadap air yaitu sebesar 20 gram/menit. Oleh karena itu sebelum bata digunakan untuk pekerjaan pemasangan dinding bata, batu bata terlebih dahulu dibasahi dengan air sekitar 1-½ menit supaya air dapat diserap oleh bata secara terbatas. Ini semua dilakukan supaya pada saat pemasangan dinding bata, bata terlebih dahulu dibasahi dengan air sekitar 1-½ menit supaya air dapat diserap oleh bata secara terbatas. Ini semua dilakukan supaya pada saat pemasangan dinding bata, air pada spesi tidak cepat diserap oleh batu bata sehingga spesi tidak cepat diserap oleh bata sehingga spesi tidak mengalami hidrasi sebelum proses pengerasan terjadi .
Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia, terdapat dua definisi bata konvensional: bahan bangunan dari tanah liat dan mineral-mineral lain yang dibentuk dalam ukuran tertentu. Setelah melewati proses pengeringan bata itu dibakar dalam tungku untuk membuatnya kuat, tahan lama, dan menarik. Bahan bangunan yang keras, tahan api, tahan terhadap pelapukan, dan cukup murah, sehingga berperan penting dalam membuat dinding.

Karakteristik Bata Konvensional
·         Warna  bata  tergantung pada warna bahan dasar  tanah dan juga jenis campuran bahan tambahan, pada tanah yang banyak mengandung Laterite blok, batu bata berwarna merah gelap, sedang pada tanah yang berkapur berwarna agak terang.
·         Dimensi dari bata sangat bervariasi sekali, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan akan adanya modul bangunan, juga pertimbangan lain adalah pada proses pemasangan pada saat konstruksi.
·         Bentuk bata umumnya adalah balok persegi (blok). Blok yang dipergunakan sebagai dinding pemikul mempunyai beberapa jenis bentuk yakni: jenis blok biasa, jenis blok sambungan sudut dan blok untuk bagian ujung dinding, semua jenis tersebut umumnya berlubang tempat memasang lajur besi, Jenis blok yang lain adalah perbedaannya pada ukuran yakni jenis ½ blok dan ¾ blok, kedua jenis ini diadakan untuk mengurangi sampah atau sisa blok yang tidak terpakai dilapangan pada saat konstruksi. Semua jenis diatas dapat dibentuk tergantung sekali pada cetakan blok.
·         Tekstur permukaan  bata relatif halus dan licin, apalagi bila mempunyai densitas tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan  bata didisain dengan tekstur yang tidak rata dan dengan pola tertentu, hal tersebut dapat tercapai dengan disain pola cetakan.

Kelebihan dan Kekurangan Bata Konvensional
·         Kelebihan
Cukup kuat dan tahan lama.
Dapat menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim dingin.
Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran.
Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan untuk jumlah kecil atau membentuk bidang-bidang yang kecil.
Relatif murah harganya dan mudah didapat.
Tidak memerlukan perekat khusus.
·         Kekurangan
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan beton ringan dan bahan dinding lainnya.
Tidak tahan terhadap perubahan suhu yang besar.
Kualitas yang kurang seragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat wastenya dapat lebih banyak.  Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi.
Jumlah terbatas, sulit untuk didapat dalam jumlah banyak, mudah pecah.
Bata memiliki berat sendiri yang cukup besar sehingga menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur   bangunan.
Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi maka dibutuhkan  plesteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
Beton Ringan
Beton ringan adalah material yang memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Beton ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik.
Beton ringan bisa disebut sebagai beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC) yang mempunyai bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air.

Karakteristik Beton Ringan
Presisi, karena dibuat oleh pabrik dan menggunakan mesin, maka ukuran dan bentuk dari beton ringan ini lebih presisi daripada bata konvensional yang dibuat dengan menggunakan tenaga manusia.
Sudut siku, sudut yang dimilik beton ringan benar – benar tegak lurus membentuk 90o.
Permukaan halus dan pori – pori lebih rapat, Permukaan pada beton ringan umumnya rata dan halus, serta memiliki pori yang lebih rapat, hal ini menyebabkan beton ringan lebih kedap air.
Ringan dan kuat, beton ringan sesuai namanya memiliki berat yang lebih ringan dari bata konvensional, hampir 1/3 berat dari bata konvensional. Tetapi walaupun memiliki berat yang ringan, beton ringan tetap kuat.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Ringan
·                     Kelebihan :
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
AAC Block atau singkatan dari Autoclaved Aerated Concrete Block memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat dengan mudah menghasilkan pasangan dinding yang rapi. Pemasangan lebih cepat dan rapi.
Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik (tahan bising).
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 1 cm saja.
Mudah didapat dan dapat diperoleh dalam jumlah yang besar.
Karena ukurannya yang lebih besar dari bata biasa maka pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. Selain itu karena ringan, pengangkutannya dapat lebih mudah dilakukan.
·                     Kekurangan :
Harga relatif lebih mahal daripada bata.
Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran yang tanggung, akan memakan waste yang cukup besar. Diperlukan keahlian tambahan untuk tukang yang akan memasangnya, karena dampaknya berakibat pada waste dan mutu pemasangan. Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan produsennya, umumnya adalah semen instan.

Produktivitas
Ada dua definisi produktivitas yang berhubungan dengan dunia konstruksi, yaitu produktivitas dalam hal jumlah pekerjaan yang dihasilkan, dan produktivitas dalam kaitannya dengan nilai uang dari karya yang dihasilkan (Schexnayder & Mayo, 2003). Kontraktor biasanya menilai produktivitas dari hubungan antara pekerjaan dan output yang dihasilkan karena mereka dapat melakukan perubahan untuk meningkatkan produktivitas (Levy, 2002).  Mereka dapat merubah dengan menambah jumlah pekerja ataupun merubah peralatan yang digunakan dan juga material.
Perusahaan dengan operasi yang paling bagus akan berprestasi, untuk mencapai hal itu, baik pekerja dan supervisor harus memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dengan tetap menjaga tingkat kualitas yang dapat diterima. Dalam dunia konstruksi 85% - 95% biaya konstruksi dihabiskan dalam pelaksanaan di lapangan (Levy, 2002).
Produktivitas memiliki bermacam – macam arti, masing – masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan mengenai produktivitas, pada umumnya produktivitas dinyatakan sebagai rasio dari output yang dihasilkan dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input) dibandingkan menjadi sebuah rasio yang pada suatu waktu dengan kualitas sama atau meningkat.
Produktivitas = ………………………….. (1)                                            
Berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut:
·         Berdasarkan konsep teknik, produktivitas adalah rasio dari output yang dihasilkan dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input) dibandingkan menjadi sebuah rasio yang pada suatu waktu dengan kualitas sama atau meningkat.
·         Nunnaly (1998) menyatakan bahwa disini terdapat ketidaksetujuan mengenai definisi daripada produktivitas yang ada dalam industri konstruksi. Sebagaimana pada umumnya produktifitas diartikan sebagai hasil (output) yang berupa barang dan jasa konstruksi per jumlah penggunaan (input) pekerja. Dengan jelas diketahui bahwa definisi tersebut telah mengabaikan pemasukan (kontribusi) daripada teknologi dan modal investasi dalam proses penghitungan produktivitas.
·         Menurut Olomolaiye (1998), produktivitas terdiri dari 3 konsep utama yaitu:
Kemampuan untuk memproduksi.
Keefektifan usaha memproduksi
Produksi per unit dari usaha.
Produktivitas dikatakan meningkat kalau kita bisa menghasilkan lebih banyak dalam jangka waktu yang sama, atau kalau kita bisa menghasilkan suatu jumlah yang sama dalam waktu yang lebih singkat dibanding waktu standar (Stephens, 2004). Produktivitas merupakan salah satu faktor yang berarti dalam suatu proyek dan pekerja memegang peranan penting dalam peningkatan suatu produktivitas. Meskipun memiliki modal yang besar, hal itu menjadi tidak berarti jika tidak adanya kinerja yang bagus dari para pekerja. Banyak kontraktor yang meyakini bahwa setelah 40 jam kerja / minggu, maka produktivitas akan menurun (Schexnayder & Mayo, 2003).
Dalam penelitian ini output berupa luasan yang mampu dikerjakan dan untuk input adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh satuan m2 / menit untuk produktivitas pekerjaan pasangan dinding  (Mehta, 2008).
3.      metodologi penelitian
Penelitian tentang perbandingan material batu bata konvensional dan beton ringan, dilakukan pertama-tama dengan studi literatur. Sedangkan pada studi lapangan dilakukan pengamatan dan wawancara yaitu dengan melihat pembuatan secara langsung dengan terjun ke pabrik pembuat baik rumah produksi bata konvensional serta pabrik beton ringan. Untuk memperoleh perbandingan produktivitas maka penelitian dilakukan terhadap suatu proyek yang terletak di Surabaya. Setelah pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisa data. Jenis penelitian dilakuan dengan menggunakan studi kepustakaan dan penelitian lapangan.

Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur yang diambil dari Perpustakaan Universitas Kristen Petra dan internet melalui search engine  www.Google.com dan www.Yahoo.com. Studi lapangan bertujuan untuk mendapatkan data mengenai material pembuat batu bata dan juga beton ringan serta produktivitas pembuatan dinding dari kedua bahan tersebut. Data tersebut diperoleh melalui pengumpulan data, observasi lapangan, dan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dengan analisis yang menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 serta Microsoft Excel.


Analisis Statistik
Analisa data menggunakan regresi berganda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas dari pemasangan dinding. Sebelum menggunakan analisa regresi perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas data terlebih dahulu (Sarwono, 2009).
Pengujian Validitas Data
Untuk menguji validitas data dapat dilakukan dengan menggunakan analisa korelasi. Analisa korelasi yang digunakan adalah Korelasi Berganda, digunakan untuk analisa dua atau lebih independent variabel secara simultan (X) dan satu dependent variabel (Y), dinyatakan seperti terlihat pada formula dibawah ini (Reksoatmodjo, 2009)  :
      ………………... (2)
Analisa korelasi berguna untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel-variabel yang digunakan  (Santoso, 2003). Pada penelitian ini menggunakan korelasi berganda dalam analisisnya karena variabel-variabel yang dianalisis lebih dari satu. Secara matematis, batas dari perhitungan analisa korelasi yaitu -1 ≤ r ≤ 1, dimana r maksimum = 1 dan r minimum = -1. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perhitungan analisa korelasi antara variabel  X  dan  Y:
·                     r < 0     ada korelasi negatif atau hubungan yang berlawanan, artinya bila X bertambah maka secara umum Y berkurang dan sebaliknya bila X             berkurang maka secara umum Y bertambah.
·                     r > 0     ada korelasi positif atau hubungan yang sejalan, artinya bila X bertambah maka secara umum Y bertambah dan sebaliknya bila X berkurang maka secara umum Y berkurang.
·                     r = -1    korelasi negatif sempurna yang berarti setiap kenaikan X diimbangi secara proporsional oleh penurunan Y dan setiap penurunan X diimbangi oleh kenaikan Y.
·                     r = 1     korelasi positif sempurna yang berarti setiap kenaikan X diimbangi secara proporsional oleh kenaikan Y dan setiap penurunan X diimbangi oleh penurunan Y.


4.      Analisa dan pembahasan
Pengamatan Proses Pembuatan Beton Ringan
Bahan baku beton ringan terdiri dari pasir kuarsa, Semen, Kapur, Gypsum, Aluminium pasta (Zat Pengembang). Untuk memproduksi 1 m3 beton ringan hanya dibutuhkan bahan sebanyak ± 0,5 – 0,6 m3 saja, karena nantinya campuran ini akan mengembang. Dalam komposisinya, secara umum pasir kuarsa memiliki persentase yang cukup tinggi yaitu berkisar 60%, kemudian perekat yang terdiri dari semen dan kapur sebanyak 30%, dan sisanya sebanyak 10% yaitu campuran gypsum dan aluminium pasta.
Semen yang digunakan merupakan semen tipe I. Semen tipe I merupakan yang biasanya digunakan untuk segala macam jenis konstruksi. Untuk proses produksi, dalam 1 hari dapat dihasilkan beton ringan sebanyak ± 300 – 400 m3. Pembuatan beton ringan ini sepenuhnya dikerjakaan dengan mesin. Mesin yang digunakan seperti mesin penggiling, mesin mixxing, mesin cutting, autoclaved chamber. Untuk proses awal semua bahan baku ditempatkan didalam tangki masing – masing untuk mempermudah proses pencampuran. Khusus untuk pasir kuarsa harus dimasukkan kedalam mesin penggiling terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tangki, untuk menghaluskan butiran – butiran pasir. Kemudian melalui ruang control, diatur kadar campuran yang akan dibuat. Kadar campuran dapat berubah – ubah tergantung dari keadaan bahan baku yang ada. Kemudian campuran beton ringan tersebut dituangkan kedalam cetakan yang memiliki ukuran 4,20 x 1,20 x 0,60  m. Adonan tersebut diisikan sebanyak ½ bagian saja. Kemudian didiamkan sekitar ± 3 – 4 jam, sehingga adonan dapat mengembang.
Dalam proses pengembangan ini, terjadi reaksi kimia. Saat pencampuran pasir kuarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan dicampur alumunium pasta ini terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan.
Meskipun hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tetapi lembut. Sehingga mudah dibentuk balok, atau palang sesuai kebutuhan. Setelah mengembang, adonan dipotong untuk memperoleh ukuran yang persisi, karena pada saat pengembangan ukurannya tidak dapat dikontrol sehingga dipotong setelah proses pengembangan selesai.
Setelah melalui proses pemotongan, beton ringan dimasukkan kedalam autoclave chamber selama ± 12 jam. Didalam autoclaved ini pasir kwarsa bereaksi dengan kalsium hidroksida menjadi kalsium hidrat silika. Dalam proses ini beton ringan diberi tekanan sebesar 11 bar atau sebesar 264 psi ( = 1,82 Mpa) dengan suhu setinggi 374 F. Sehingga terbentuk kalsium silikat dan beton ringan berubah warna menjadi putih. Pada saat didalam autoclaved ini, semua reaksi kimia dituntaskan dan dibersihkan pada suhu tinggi, sehingga nantinya pada saat digunakan tidak mengandung reaksi kimia yang berbahaya.
Setelah keluar dari autoclave chamber, beton ringan aerasi ini sudah siap untuk dipasarkan dan digunakan sebagai konstruksi bangunan.
Setiap scope pekerjaan ini nantinya akan dianalisa faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan analisa regresi.
Produktivitas merupakan rasio kegiatan (output) dan masukan (input), dalam penelitian ini yang disebut sebagai output adalah luasan dinding yang terpasang sedangkan input dalam hal ini adalah durasi / waktu total pengerjaan pasangan.

Produktivitas =……………………..                    (3)
Produktivitas masing–masing pasangan dinding beton ringan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 1. Produktivitas Pasangan Dinding Beton Ringan
No
Dimensi Dinding
Waktu Pasang
Produktivitas
p (m)
t (m)
L (m2)
jam : menit : detik
detik
jam
m2 / jam
1
3,25
1,03
3,35
0
:
57
:
28
3448
0,96
3,50
2
3,25
1,85
6,01
1
:
41
:
30
6090
1,69
3,55
3
3,25
1,85
6,01
1
:
35
:
37
5737
1,59
3,77
4
3,25
1,42
4,62
1
:
18
:
35
4715
1,31
3,52
5
3,25
0,82
2,67
1
:
11
:
02
4262
1,18
2,25
6
3,25
0,4
1,30
0
:
34
:
02
2042
0,57
2,29
7
3,1
1,62
5,02
1
:
30
:
06
5406
1,50
3,34
8
3
1,8
5,40
1
:
30
:
27
5427
1,51
3,58
9
3,1
1
3,10
1
:
15
:
56
4556
1,27
2,45
10
3,1
1,61
4,99
1
:
59
:
28
7168
1,99
2,51
11
3,1
0,6
1,86
0
:
51
:
32
3092
0,86
2,17
12
3,1
0,8
2,48
0
:
59
:
35
3575
0,99
2,50
13
3,1
0,4
1,24
0
:
35
:
49
2149
0,60
2,08
14
3,8
1,6
6,08
2
:
05
:
21
7521
2,09
2,91
15
3,6
1,6
5,76
1
:
50
:
27
6627
1,84
3,13
16
3,6
1,6
5,76
1
:
55
:
33
6933
1,93
2,99

Berdasarkan Tabel 1. dapat kita peroleh frekuensi untuk tiap besaran produktivitas pasangan beton  ringan  (Witjaksono, dkk, 2010). Produktivitas rata-rata pasangan beton ringan yaitu 3,02 m2/jam. Berdasarkan  data yang ada produktivitas tertinggi yaitu pada saat pengerjaan dinding dengan luas 5,76 m2 yaitu sebesar 3,89 m2/jam sedangkan produktivitas terendah terdapat pada pasangan dinding sebesar 2,08 m2/jam . Secara diagram balok dapat dilihat pada Gambar 1.

Dan untuk pemasangan dinding beton ringan dengan menggunakan analisa regresi diperoleh persamaan :
                                     Y =  2,5291,819 X1 + 0,695X2 ‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ (4)

Persamaan (4) menunjukkan bahwa produktivitas pemasangan dinding beton ringan (Y) bergantung pada durasi (X1) dan luas pasangan (X2).


Gambar 1. Frekuensi produktivitas pasangan dinding beton ringan




5.      kesimpulan
Hasil analisis pada  pengamatan mengenai pembuatan beton ringan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a.   Beton ringan lebih mudah diperoleh karena jumlah produksi yang cukup banyak dalam  sehari dibandingkan dengan bata konvensional yang harus menunggu proses pembuatan yang cukup lama.
b.   Beton ringan lebih ramah lingkungan, karena bahan – bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak bermanfaat untuk lingkungan, sedangkan tanah yang digunakan pada pembuatan bata konvensional merupakan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
c.   Produktivitas rata-rata pasangan beton ringan yaitu 3,02 m2/jam. Berdasarkan  data yang ada produktivitas tertinggi yaitu pada saat pengerjaan dinding dengan luas 5,76 m2 yaitu sebesar 3,89 m2/jam sedangkan produktivitas terendah terdapat pada pasangan dinding sebesar 2,08 m2/jam (Tabel 1.)
d.   Hasil dari analisa regresi diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
·                     Untuk pasangan dinding beton ringan
Y =  2,5291,819 X1 + 0,695X2 , pada persamaan (4) menunjukkan bahwa produktivitas pasangan dinding beton ringan (Y) bergantung pada durasi (X1) dan luasan dinding  (X2).





6.      daftar pustaka
Curwell, Steve., Fox, Bob and Greenberg, Morris. (2002). Hazardous building material (2nd ed.). London: Spon Press.
Hornbostel, Caleb. (2004). Building design / materials & methods.Chicago: Kaplan Professional Company.
Levy, Sidney. (2002). Project management in construction (4th ed.). London: McGraw-Hill Book Company.
Mehta, Madan., Scarborough, Walter and Armpriest, Diane. (2008). Building construction principles, materials, and system. New Jersey: Pearson Education.
Nunnaly, S.W. (1998). Construction methods and management (4th ed.). New Jersey: Pearson Pretince Hall.
Olomolaiye, Paul, O., et all (1998). Construction productivity management. Edinburgh: Addison Wesley Longman.
Reksoatmodjo, T.N. (2009). Statistika Teknik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Santoso, Singgih. (2003). Statistik deskriptif, konsep dan aplikasi dengan microsoft excel dan spss. Yogyakarta: Andi.
Sarwono, Jonathan. (2009). Statistik itu mudah, panduan lengkap untuk belajar komputasi statistik menngunakan spss 16. Yogyakarta: Andi.
Schexnayder, Clifford and Mayo, Richard. (2003). Construction management fundamentals. London: McGraw-Hill Book Company.
Stephens, M.P. (2004). Productivity and reliability – based maintenance management. New Jersey: Pearson Education.
Witjaksono Y. E., Limanto, S., Atmojo S. W., Wijaya I. P., N., 2010, Studi Banding Material Batu Bata Dengan Beton Ringan Dalam Proses Dan Aplikasi: Skripsi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya


2 comments:

Frangky Welly W said...

Untuk Tambahan kepada rekan rekan
Ada metode membuat Bata Ringan yang biayanya juga ringan
http://lightconcrete.blogspot.com/ atau http://teknologibetonringan.blogspot.com /

Kami siap membantu untuk proses pembuatan secara AAC atau Air Cure

Terima kasih
Frangky
frangww@yahoo.com

Frangky Welly W said...

Saya siap membantu untuk prosess AAC ataupun juga Air Cure

Terima kasih
Frangky
frangww@yahoo.com